1.
PENDAHULUAN
Makalah ini ditujukkan untuk
memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Matematika Diskrit (8062211) Semester II
Tahun 2009/2010. Pada jaman sekarang ini teknologi satelit sudah semakin maju
dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh yakni GPS (Global
Positioning System) atau biasa dikenal sebagai sistem navigasi. Untuk lebih
memahami cara kerja GPS dan tidak hanya sekedar menggunakannya saja maka
dilakukan pendekatan terhadap algoritma dan logika yang digunakan untuk mengoperasikan
sebuah GPS. Pendekatan dengan menggunakan graf berarah dan berbobot dan juga
pohon keputusan merupakan pendekatan yang paling tepat dan sesuai dengan system
ini. Gambar jalan-jalan yang diterima dari satelit diubah menjadi sebuah graf
berarah berbobot dan digunakan pohon keputusan untuk menentukan jalan mana yang
harus diambil (jalan yang paling efektif).
Berikut dalam makalah ini akan dibahas terlebih dahulu satu per satu pengertian dan definisi sebenarnya dari GPS, graf dan juga pohon keputusan lalu aplikasinya dalam kehidupan nyata. Hal ini penting untuk dibahas dan diketahui karena sekarang ini jalan-jalan yang terutama terletak di daerah perkotaan seringkali macet, ada perbaikan dan sebagainya. Contohnya yaitu jalan di Kota Bandung sekarang ini banyak yang sedang diperbaiki sehingga menyebabkan macet dan akan menghambat kegiatan penduduk. Dengan teknologi GPS maka kita akan dapat menggunakan jalan alternatif tanpa harus mengalami macet terlebih dahulu. Maka pemahaman terhadap cara kerja dan logika pada algoritma GPS sederhana sangatlah diperlukan agar kita tidak hanya dikendalikan oleh mesin dan teknologi (menjadi “budak teknologi”) tetapi kita dapat mengendalikan dan mengembangkan teknologi agar jadi lebih bermanfaat bagi kehidupan manusia
Berikut dalam makalah ini akan dibahas terlebih dahulu satu per satu pengertian dan definisi sebenarnya dari GPS, graf dan juga pohon keputusan lalu aplikasinya dalam kehidupan nyata. Hal ini penting untuk dibahas dan diketahui karena sekarang ini jalan-jalan yang terutama terletak di daerah perkotaan seringkali macet, ada perbaikan dan sebagainya. Contohnya yaitu jalan di Kota Bandung sekarang ini banyak yang sedang diperbaiki sehingga menyebabkan macet dan akan menghambat kegiatan penduduk. Dengan teknologi GPS maka kita akan dapat menggunakan jalan alternatif tanpa harus mengalami macet terlebih dahulu. Maka pemahaman terhadap cara kerja dan logika pada algoritma GPS sederhana sangatlah diperlukan agar kita tidak hanya dikendalikan oleh mesin dan teknologi (menjadi “budak teknologi”) tetapi kita dapat mengendalikan dan mengembangkan teknologi agar jadi lebih bermanfaat bagi kehidupan manusia
2. GPS
GPS yang merupakan singkatan
dari Global Positioning System atau biasa dikenal sebagai sistem
navigasi. GPS adalah sebuah sistem yang menggunakan fasilitas satelit dalam
barbagai bidang kehidupan. Umumnya GPS yang kita kenal digunakan sebagai sistem
navigasi, tetapi sebenarnya tidak hanya itu. GPS dasarnya digunakan untuk
keperluan militer dan pertahanan, lalu kemudian berkembang untuk keperluan
navigasi baik untuk di darat maupun di laut dan juga d udara pada
pesawat-pesawat udara (sebagai contoh Boeing 737 sudah ada yang menggunakan GPS
untuk navigasi, memntukan posisi pesawat berada dan berapa jauh jaraknya dari
tempat tujuan atau tempat mendarat terdekat). GPS dikembangkan oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat dengan nama NAVSTAR GPS. Untuk mengenal GPS lebih
lanjut maka kegunaannya dalam berbagai bidang akan dibahas secara umum.
2.1.
Militer
GPS digunakan untuk
keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan
berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman mana lawan untuk
menghindari salah target, ataupun menetukan pergerakan pasukan.
2.2. Navigasi
GPS banyak juga digunakan
sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi
dengan GPS untuk alat bantu nivigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa
digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur
mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2.3. Sistem informasi geografis
Untuk keperluan Sistem
Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan dalam pembuatan peta,
seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran.
2.4. Sistem pelacakan kendaraan
Kegunaan lain GPS adalah
sebagai pelacak kendaraan, dengan bamtuan GPS pemilik kendaraan/pengelola
armada bisa mengetahui ada dimana saja kendaraannya/aset bergeraknya berada
saat ini.
2.3.
Pemantau gempa
GPS dengan ketelitian tinggi
bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam
setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya
gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik.
Pada makalah ini kita kan
lebih fokus pada GPS sebagai sistem navigasi. Perangkat navigasi GPS adalah
perangkat yang dapat mengetahui posisi koordinat bumi secara tepat yang dapat
secara langsung menerima sinyal dari satelit. Perangkat GPS modern menggunakan
peta sehingga merupakan perangkat modern dalam navigasi di darat, kapal di
laut, sungai dan danau serta pesawat udara. Perangkat ini biasa dipasang pada
kendaraan atau telepon seluler untuk menunjukkan posisi kendaraan atau telepon
seluler tersebut berada sehingga tidak akan tersesat adan dapat menunjukkan
jalan terdekat menuju tempat tujuan. Sistem navigasi kendaraan adalah perangkat
navigasi berkendaraan modern yang digunakan untuk memandu perjalanan dari suatu
tempat ke suatu tujuan tertentu, dengan menggunakan perangkat peta digital dan
informasi posisi dengan menggunakan satelit GPS. Untuk penentu posisi di
lapangan, saat ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut GPS (Global
Positioning System) receiver, yang kemudian diolah untuk mendapatkan posisi
koordinat buminya. Dengan menggunakan peta digital yang yang didownload ke
perangkat sistem navigasi kendaraan, sehingga dapat mengetahui posisi saat ini
di peta dan arah lintasan yang akan dilalui dari koordinat awal menuju tempat
tujuan dengan koordinat tertentu pada peta.
Gambar 1 : Hasil gambar yang
diterima perangkat navigasi GPS dari satelit.
Gambar jalan dan
tempat-tempat yang menjadi titik acuan pada peta ini kemudian diubah menjadi
graf berarah dan berbobot agar dapat diamati dan kemudian diolah datanya agar
dapat memberikan arah yang tepat dan efektif untuk dapat sampai ke tempat
tujuan. Kita akan membahas fungsi GPS pada kendaraan bermotor sebagai penunjuk
jalan atau pada telepon seluler. Berikut akan dibahas cara merepresentasikan
jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dan pengambilan keputusan dalam
pemilihan jalan tercepat dan terefektif.
3.
GRAF
Seperti yang sudah
dipelajari pada mata kuliah Struktur Diskrit, graf dapat digunakan untuk
merepresentasikan berbagai hal. Graf terbagi menjadi beberapa bagian yaitu graf
berarah dan tak berarah. Dalam bahasan kali ini yang akan digunakan untuk
merepresentasikan jalan dan tempat-tempat acuannya adalah graf berarah.
3.1. Graf Berarah
Sebuah graf
terarah atau digraf G terdiri dari suatu himpunan V dari verteks-verteks (atau
simpul-simpul) dan suatu himpunan E dari rusuk-rusuk (atau busur-busur)
sedemikian rupa sehingga setiap rusuk e ∈
E menghubungkan pasangan verteks terurut.
Gambar 2 :
Contoh graf berarah
Graf berarah dianggap yang
paling tepat untuk merepresentasikan masalah ini karena jalan-jalan di bumi
memiliki arah dan tidak semua jalan “dua arah” ada juga jalan “satu arah”. Oleh
karena itu dengan graf berarah masalah tersebut dapat terselesaikan. Sehingga
jalan tercepat menuju ke tempat tujuan dapat ditemukan tanpa perlu khawatir
akan jalan “satu arah”.
Tetapi masih ada masalah
selanjutnya yaitu kepadatan jalan-jalan di perkotaan yang sering menimbulkan
kemacetan terutama di saat liburan seperti libur Natal dan tahun baru 2008 di
Kota Bandung sangat padat akan kendaraan dari luar kota dan juga dari dalam
kota. Selain itu banyaknya jalan-jalan yang rusak akibat cuaca yang tidak
menentu sehingga banyak perbaikan jalan yang menyebabkan jalan ditutup atau
macet total. Sebagai contoh adalah jalan yang hancur akibat ledakan pipa PDAM
di Jalan L.L.R.E. Martadinata, Bandung menyebabkan jalan tidak bias dilalui
kendaraan sehingga menimbulakan kemacetan dan perlu dicari jalan alternatif.
Masalah ini dapat diselesaikan dengan merepresentasikan gambar jalan yang
diterima oleh perangkat navigasi GPS dari satelit dengan graf berbobot.
3.2. Graf
Berbobot
Sebuah graf dengan bilangan-bilangan
pada rusuk-rusuknya disebut graf berbobot (weighted graph). Dalam sebuah graf
berbobot, panjang lintasan adalah jumlah bobot rusuk-rusuk dalam lintasan.
Dalam bahasan ini bobot setiap lintasan tidak hanya merepresentasikan panjang
lintasan saja, tetapi juga merepresentasikan tingkat kepadatan/ kemacetan
jalan/lintasan. Jadi akumulasi dari panjang jalan dari suatu titik/tempat acuan
di jalan yang nyata ke titik berikutnya dan tingkat kepadatan pada jalan
tersebut merupakan bobot untuk setiap lintasan.
Gambar 3 :
Contoh graf berbobot tak berarah.
Semakin besar bobot suatu
lintasan maka akan menghabiskan waktu yang semakin lama untuk melalui lintasan
itu. Jadi bobot pada graf berbanding lurus dengan waktu tempuh dan efektifitas
jalan untuk dilalui.
Untuk merepresentasikan
gambar jalan yang diterima dari satelit pada perangkat navigasi GPS maka kedua
bentuk graf yang sudah dibahas di atas perlu digabung sehingga membentuk graf
berbobot dan berarah. Dengan graf berbobot dan berarah maka kedua masalah utama
untuk merepresentasikan lintasan atau jalan dapat diatasi, yaitu masalah
jarak/panjang lintasan dan tingkat kepadatan jalan. Sekarang masih ada satu
masalah yang sangat penting untuk dicari solusinya yaitu mengambil keputusan
jalan mana yang akan dipilih. Hal tersebut akan dilakukan pendekatan dengan
menggunakan pohon keputusan.
4. POHON
KEPUTUSAN
Secara umum pohon keputusan
digunakan untuk memodelkan persoalan yang terdiri dari serangkaian keputusan yang
mengarah ke solusi. Tiap simpul pada pohon keputusan menyatakan keputusan,
setiap daun menyatakan solusi dan seitap cabang menyatakan keputusan yang
diambil. Pohon keputusan adalah salah satu metode klasifikasi yang paling
populer karena mudah untuk diinterpretasi oleh manusia. Pohon keputusan adalah
model prediksi menggunakan struktur pohon atau struktur berhirarki. Konsep dari
pohon keputusan adalah mengubah data menjadi pohon keputusan dan aturan-aturan
keputusan. Manfaat utama dari penggunaan pohon keputusan adalah kemampuannya
untuk mem-break down proses pengambilan keputusan yang kompleks menjadi lebih
simpel sehingga pengambil keputusan akan lebih menginterpretasikan solusi dari
permasalahan.
Kelebihan dari metode pohon
keputusan adalah:
v Daerah pengambilan keputusan
yang sebelumnya kompleks dan sangat global, dapat diubah menjadi lebih simpel
dan spesifik.
v
Eliminasi perhitungan-perhitungan yang tidak diperlukan,
karena ketika menggunakan metode pohon keputusan maka sample diuji hanya
berdasarkan kriteria atau kelas tertentu.
v
Fleksibel untuk memilih fitur dari internal node yang
berbeda, fitur yang terpilih akan membedakan suatu kriteria dibandingkan
kriteria yang lain dalam node yang sama. Kefleksibelan metode pohon keputusan
ini meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan jika dibandingkan ketika
menggunakan metode penghitungan satu tahap yang lebih konvensional.
v Dalam analisis multivariat,
dengan kriteria dan kelas yang jumlahnya sangat banyak, seorang penguji
biasanya perlu untuk mengestimasikan baik itu distribusi dimensi tinggi ataupun
parameter tertentu dari distribusi kelas tersebut. Metode pohon keputusan dapat
menghindari munculnya permasalahan ini dengan menggunakan criteria yang
jumlahnya lebih sedikit pada setiap node internal tanpa banyak mengurangi
kualitas keputusan yang dihasilkan.
Kekurangan metode pohon
keputusan, yaitu:
Ø Terjadi overlap terutama
ketika kelas-kelas dan criteria yang digunakan jumlahnya sangat banyak. Hal
tersebut juga dapat menyebabkan meningkatnya waktu pengambilan keputusan dan
jumlah memori yang diperlukan.
Ø
Pengakumulasian jumlah eror dari setiap tingkat dalam sebuah
pohon keputusan yang besar.
Ø Kesulitan dalam mendesain
pohon keputusan yang optimal. Hasil kualitas keputusan yang didapatkan dari
metode pohon keputusan sangat tergantung pada bagaimana pohon tersebut
didesain.
Gambar 4 : Contoh pohon keputusan
Gambar di atas adalah contoh
pohon keputusan apakah akan pergi bermain atau tidak dengan cuaca sebagai
faktor penentu. Contoh pohon keputusan di atas sangat sesuai untuk menantukan
jalan yang akan dipilih dengan panjang lintasan dan tingkat kepadatan jalan
(bobot lintasan) sebagai faktor penentu. Contoh di atas juga menggambarkan tata
cara yang serupa dalam pengambilan keputusan jalan mana / solusi mana yang terbaik dan akan
diinformasikan pada pengguna sistem navigasi GPS.
Meskipun memiliki beberapa
kekurangan, tetapi metode pengambilan keputusan dengan pohon keputusan ini
merupakan pendekatan yang paling simpel, sederhana dan sesuai untuk menentukan jalan
mana yang paling cepat, dekat dan efektif yang akan dipilih pada sistem
navigasi GPS. Metode pohon keputusan ini melengkapi data yang telah diubah
menjadi bentuk graf berarah dan berbobot lalu akan memberikan solusi jalan/
lintasan terbaik pada sistem navigasi GPS.
Ketika menemui cabang jalan
atau simpul pada graf berarah dan berbobot yang telah dibentuk, kita tidak
dapat langsung memilih jalan / lintasan dengan bobot terkecil begitu saja
karena jalan/lintasan dari suatu titik asal ke titik tempat tujuan belum tentu
hanya terdiri dari sebuah lintasan saja, sehingga lintasan tercepat dan
terefektif tidak dapat ditentukan jika hanya memilih jalan dengan bobot
terkecil setiap kali menemui cabang jalan atau simpul pada graf yang telah
terbentuk dari data yang diterima dari satelit pada sistem navigasi GPS. Dengan
meenggunakan pohon keputusan maka kita dapat menentukan jalan mana yang
terbaik, lintasan yang pada awalnya memiliki bobot yang tinggi mungkin saja
pada pilihan jalan / cabang berikutanya adapat menghantarkan kita pada tujuan
dengan lebih cepat karena jalan selanjutnya memiliki bobot yang kecil.
Sedangkan jalan / lintasan yang bobot awalnya kecil mungkin saja
lintasan-lintasan berikutnya berbobot besar dan akan semakin menghambat jalan
ke titik tujuan. Untuk itu diperlukan pohon keputusan dan algoritma pohon
secara rekusif untuk setiap cabang pohon agar dapat memperoleh solusi terbaik
dengan cara yang efisien. Setiap cabang jalan pada graf atau pada kehidupan
nyata merupakan simpul atau node pada keputusan dimana pada pohon akan
dilakukan perbandingan bobot pada masing-masing cabang jalan / lintasan dan
begitselanjutanya untuk setiap cabang jalan yang ditemui, kita akan dihadapkan
pada pilihan yang harus diambil pada pohon keputusan sampai diperoleh jalan
yang terbaiak lalu diinformasikan pada pengguna sistem navigasi GPS cabang
jalan mana atau arah mana yang harus dipilih.
5. HASIL
DAN PEMBAHASAN
Untuk memahami cara kerja
dan aplikasi graf berbobot berarah dan pohon keputusan yang telah dibahas sebelumnya
pada sistem navigasi GPS, maka terlebih dahulu akan dibahas cara kerja dan
jalur data yang dilalui mulai dari GPS, satelit sampai memberikan arah dan
solusi bagi pengguna sistem navigasi GPS. Serta proses penentuan jalur atau
solusi terbaik dalam menentukan jalan yang dipilih di Pusat Informasi dengan
menggunakan algoritma sederhana dan metode graf dan pohon yang sudah dibahas.
Dengan mengetahui hal-hal tersebut akan lebih mudah bagi kita untuk memahami
aplikasi dari metode ini.
Pokok bahasan kita terletak
pada bagian saat data atau informasi sampai ke Pusat Informasi dan mulai
diolah. Dan yang menjadi masalah adalah bagaimana cara mengolah data tersebut
dengan cepat, tepat dan efisien untuk mendapatkan solusi yang terbaik bagi
pengguna sistem navigasi GPS. Masalah tersebut dapat diatasi dengan sebuah
program yang dibentuk menggunakan pendekatan metode graf berbobot berarah dan
pohon keputusan. Input pada program ini adalah koordinat awal posisi perangkat
GPS dan koordinat tujuan serta lintasan / jalan-jalan yang terdapat pada peta
dari koordinat awal menuju koordinat akhir yang sudah diproses dan diubah
menjadi graf berbobot berarah dengan bobot sebagai hambatan, panjang lintasan
dan kepadatan jalan seperti yang sudah dibahas pada upabab Graf. Data berupa
graf tersebut kemudian diterima dan dianggap sebagai input pada program yang
akan ditelusuri satu per satu di setiap simpul. Dengan menggunakan metode pohon
keputusan maka setiap cabang jalan ditelusuri dan dipilih mana yang memeiliki
total bobot terkecil sampai ke tempat tujuan maka itulah solusi dan pilihan
jalan terbaik. Dalam program ini pasti ada sebuah algoritma yang membuat
program ini berfungsi dan dapat menghasilkan sebuah solusi. Sekarang kita akan
melakukan pendekatan terhadap algoritma sistem navigasi GPS dengan metode yang
sudah kita bahas sebalumnya yaitu pohon keputusan. Akar dari pohon tersebut
menyatakan pilihan pada simpul awal graf, dan anak-anak dari akar tersebut
merupakan keputusan yang diambil. Lalu daun dari pohon keputusan tersebut
adalah solusi-solusi untuk masalah yang dihadapi, dalam hal ini yaitu penentuan
rute/ jalur terbaik menuju tempat tujuan. Setiap simpul pada pohon keputusan
menyatakan perhentian pada setiap titik acuan pada graf dan kita kembali
dihadapkan pada pilihan akan jalan mana yang akan dipilih lalu anak-naka dari
simpul tersebut menyatakan pilihan yang diambil dan kembali dihadapkan pada
pilihan akan cabang jalan berikutnya, begiru seterusnya proses algoritma akan
berlanjut sampai tiba di tempat tujuan. Oleh karena terjadi pengulangan proses
yang sama pada setiap simpul maka algoritma yang menggunakan rekursif mungkin
dapat menjadi solusi yang baik. Dengan basis tertentu dan pengulangan (loop)
maka setiap kemungkinan pilihan jalan pada graf dari tempat awal ke tempat
tujuan dapat ditelusuri sehingga diperoleh bobot untuk setiap lintasan. Solusi
dari setiap lintasan kemudian akan diambil sebagai input untuk algoritma
berikutnya yang akan mencari lintasan dengan bobot terkecil sehingga masalah
dapat teratasi dengan solusi terbaik. Lalu data tersebut akan dikirimkan
kembali pada perangkat GPS dan mengubah solusi tersebut menjadi jalur / lintasan
pada peta dari posisi awal menuju tempat tujuan. Perangkat GPS kemudian akan
mengubah data lintasan yang sudah diterimanya menjadi komando untuk
menginformasikan pada pengguna saat yang tepat untuk berbelok, lurus, berputar
dan sebagainya serta memberikan informasi berapa jauh lagi jarak yang harus
ditempuh untuk sampai ke titik acuan berikutnya atau untuk tiba di tempat
tujuan.
Dengan bahsan
tentang aplikasi pada sistem navigasi GPS dan metode-matode penyususn
algoritmanya maka masalah dapat terselesaikan dan solusi tercapai.
Pendekatan dengan
menggunakan graf berbobot berarah dan pohon keputusan merupakan salah satu cara
untuk merepresentasikan persoalan GPS ini dan algoritma untuk memperoleh solusi
terbaiknya. Meskipun dari segi kompleksitas algoritma cara pendekatan ini
kurang efektif, yaitu memiliki orde T(N) = O(nh) dimana n adalah jumlaha
maksimum cabang dari sutu simpul dan h adalah maksimum kedalaman/ tinggi pohon
keputusan yang terbentuk. Orde eksponensial untuk kompleksitas algoritma
tersebut adalah kasus waktu terburuk dimana semua simpul mempunyai cabang
maksimal n dan semua solusi tercapai pada kedalamn maksimal dari pohon. Jadi
cara pendekatan dengan pohon keputusan ini mungkin bukan yang paling efektif
karena algoritmanya yang kompleks tetapi cara pendekatan ini mudah dipahami.
Dan cara ini juga cukup sistematis dengan penelusuran pada setiap jalur
sahingga bobot untuk masing-masing jalur yang ada untuk mencapai tempat tujuan
dapat diketahui pada setiap daun. Jadi sebagai sarana atau metode untuk
menjelaskan persoalan dalam mencari jalur terbaik metode ini adalah jalan
paling baik dan efektif karena setiap jalan yang ditelusuri diperoleh bobot
akhirnya sehingga ada perbandingan yang jelas antara setiap kemungkinan jalur
yang diambil.
Berikut akan
diberikan contoh soal sederhana dan pembahasannya.
Graf di atas adalah contoh data masukkan dalam bentuk graf yang masuk ke dalam Pusat Informasi untuk kemudian diproses. Kita ingin mencari jalan tercepat dari posisi awal kita yaitu titik A sampai tiba ke titik D. Dari graf di atas maka pohon keputusan yang dibentuk untuk mennetukan jalur terbaik adalah sebagai berikut.
Gambar 8 : Contoh pohon keputusan untuk menyelesaikan
persoalan GPS
Dapat di lihat pada gambar di atas adalah pohon dibentuk hasil transformasi graf input, titik awal dan titik akhir. Jadi di sini menjadi lebih jelas bahwa setiap cabang pada simpul adalah semua cabang jalan / jalur yang terdapat pada simpul / titik tersebut tanpa mengikut sertakan cabang jalur kedatangan. Pada pohon di atas seharusnya ada simpul C karena dari titik A pada graf juga terdapat cabang yang menghubungkan titik A dengan titik C, tetapi cabang tersebut tidak dimasukkan pada pohon karena arahnya. Jadi cabang atau sisi pada graf yang berlawanan arah tidak dimasukkan ke dalam simpul pohon agar mempermudah pemrosesan kemudian.
Sekarang kita akan mulai
membahas cara penentuan solusi jalur terbaik dengan menggunakan pohon keputusan
tersebut. Bila ditinjau bobot tiap simpul maka bobot simpul B adalah 7 dan
bobot simpul E adalah 8, sedangkana bobot simpul A adalah 0 karena belum ada
jalur yang diambil. Bobot akhir pada daun BD adalah 22, pada daun ED1 14 dan
pada daun ED2 10. Bobot pada daun adalah akumulasi dari bobot semua lintasan
dari akar sampai ke daun tersebut. Maka jelas bahwa jalur tercepat adalah dari
titik A ke titik E lalu ke titik D melelui sisi yang berbobot 2. Jika kita
telusuri jalurnya satu per satu maka kita akan menamui cabang jalan pertama
yaitu dari A ke B atau dari A ke E. Apa bila kita hanya memilih saja secara
langsung tentu jalur dari A ke B yang akan dipilih karena bobotnya lebih kecil,
padahal pada sisi selanjutnya yaitu dari B ke D mempunyai bobot yang sangat
besar dan jalur yang dipilih menjadi tidak efektif jika dibandingkan dengan
kita memilih jalur dari A ke E terlebih dahulu. Meskipun memiliki bobot yang
lebih besar pada percabangan pertama tetapi pada sisi selanjutnya jalur dari A
ke E memiliki akumulasi bobot yang lebih kecil dari pada jalur A-B-D.
Selanjutnya yang jadi masalah adalah menentukan cabang mana yang akan dipilih
pada simpul E, karena kedua cabang langsung menuju ke D maka dapat langsung
dipilih cabang dengan bobot terkecil yaitu cabang dengan bobot 2. Tetapi kita
tidak dapat begitu saja menentukan jalur dengan mudah seperti kasus pada simpul
E ini. Untuk memperoleh jalur terbaik dari titik A ke titi D maka dalam
penelusuran pohon keputusan perlu digunakan metode rekursif. Pada akar dan
setiap simpul dalam fungsi atau prosedur untuk mencari jalur terbaik dipanggil
kembali. Maka pada satiap simpul pemanggilan prosedur atau fungsi tersebut
dilakukan sebanyak n kali, dimana n adalah jumlah cabang pada masing-masing
simpul. Begitu terus proses berlanjut dengan cara rekursif sampai pada daun
atau tempat tujuan sehingga diperoleh bobot untuk masing-masing daun. Dengan
suatu algoritma sederhana kita tentu dapat memilih solusi terbaik jika bobot
untuk masing- masing solusi telah diperoleh. Hanya dengan mencari bobot minimum
maka akan diperoleh solusi tebaik atau jalur tercepat dari titik awal sampai ke
titik tujuan.
6.
KESIMPULAN
Metode graf dan pohon
keputusan dapat menjadi suatu kunci menuju solusi dari suatu permasalahan
apabila kita dapat memanfaatkannya dengan cermat dan pada tempat yang tepat.
Graf berarah dan berbobot
serta pohon keputusan merupakan salah satu bahasan dalam mata kuliah Struktur
Diskrit. Algoritma sederhana dalam mengambil keputusan serta solusi akhir dan
metode pengulangan dengan rekursif juga merupaka salah satu bahasan dalam mata
kuliah Struktur Diskrit serta Algoritma dan Struktur Data. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam membuat sistem navigasi GPS yang berfungsi sempurna perlu perpaduan
yang harmonis dan tepat antara satu bidang ilmu dengan bidang ilmu yang lain.
Peran manusia sebagai
penemu, pengendali dan yang dapat mengembangkan teknologi dan algoritma
penyusun sistem navigasi GPS ini sebaiknya paham dan mengerti bagaimana cara
kerja sistem yang dibuatnya. Tidak hanya sebagai pengguna yang dikendalikan
oleh teknologi yang dibuatnya, tetapi manusia cerdas yang dapat memnfaatkan
sarana dan teknologi yang dibuatnya secara maksimal dan bertanggung jawab.
Jadi, suatu masalah dapat
terpecahkan apabila suatu ilmu dan ilmu-ilmu yang lain saling melengkapi untuk
membuat suatu solusi. Suatu bidang ilmu tidak dapat berdiri sendiri tanpa
bantuan bidang ilmu yang lain dalam aplikasinya di kehidupan nyata untuk berfungsi
secara sempurna. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antar bidang ilmu
tersebut dan hal tersebut tidak mungkin terwujud tanpa peran manusia di
dalamnya.
1 komentar:
makasih mass infonya..
Daftar Web yang menyediakan info seputar bola,
prediksi bola ter-update..
berita bola TERBARU DAN TERPERCAYA ada di pastibet.com , bola368.com , bola368.net , bola368.org
Buruan Gabung..!!